RiauOnline.id, Sejarah dan Budaya — Masyarakat Melayu Riau dikenal memiliki banyak tradisi dan budaya unik didalamnya.
Budaya Melayu menjadi salah satu budaya yang ada di Indonesia yang sangat menarik untuk dikaji secara mendalam.
Ada banyak budaya dan tradisi yang berkembang di masyarakat Melayu Riau, misalnya: Batobo, sebuah acara dalam bentuk sebuah aktivitas bergotong royong dimasyarakat dalam mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya.
Tradisi seperti ini dapat kita jumpai di kalangan Suku Ocu (Bangkinang), Balimau Kasai, tradisi ini sebuah sebuah upacara tradisional yang sanagat istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau guna menyambut bulan suci Ramadhan dan yang akan kita bahas kali ini adalah Tradisi Tepuk Tepung Tawar.
…Tepuk Tepung Tawar?
Mendengar namanya agak sedikit unik dan khas banget. Tradisi ini merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Melayu yang ada di Riau.
Tradisi dan budaya Tepuk Tepung Tawar menjadi salah satu diantara beberapa bagian tradisi dan budaya yang cukup dikenal baik dalam masyarakat Melayu.
Kondisi pelaksanaan dari Tradisi Tepuk Tepung Tawar ini masih kita jumpai hingga saat ini.
Hanya saja tradisi yang satu ini sudah mulai sedikit memudar namun masih tetap bisa kita jumpai pada kehidupan masyarakat Melayu yang ada di Riau ini.
Tradisi Tepuk Tepung Tawar ini tak hanya dikenal di wilayah di Riau, namun tradisi dan budaya ini pun ditemukan di beberapa wilayah di Provinsi Kepulauan Riau.
Daftar Isi
Seperti Apa Pelaksanaan Tepuk Tepung Tawar Riau?
Jadi, Tepuk Tepung Tawar Riau sebuah tradisi dan pelaksanaan budaya yang telah ada semenjak zaman raja-raja di Riau dulu masih berkuasa, kala Riau belum menjadi NKRI.
Sebenarnya, dalam pelaksaan tradisi dan budaya seperti ini lebih cenderung bermakna sebagai ungkapan doa, rasa syukur, dan sebagai upaya dan bentuk sebuah penghormatan yang dirangkai dengan adat dan tradisi Melayu yang ada di Riau ini.
Dalam ungkapan Melayu, tradisi Tepuk Tepung Tawar ini memiliki sejumlah makna, yakni:
- Menawar segala yang berbisa,
- Menolak segala yang menganiaya,
- Menjauhkan segala yang menggila,
- Mendindinkan segala yang menggoda,
- Menepis segala yang berbahaya,
- Mengandung segala restu,
- Terhimpun segala doa,
- Tertuang segala kasih sayang,
- Terpatri segala hara (zat kehidupan),
- Supaya Berkah Berkepanjangan,
- Supaya Restu Berkesambungan.
Seperti sebuah pantun Melayu berbunyi:
“Bercakaplah dengan adat,
berbual dengan akal,
berbicara dengan kira-kira.
Supaya hidup selamat,
supaya musuh tidak mendekat,
supaya tidak datang mara”
Disebut tepuk tepung tawar tentu ada hal yang menjadi sebab musababnya, didalam prosesnya terdapat sebuah proses dimana akan menepuk bedak yang telah dicampurkan air dan air limau.
Tawar adalah proses menawarkan sesuatu yang berbahaya untuk yang didoakan dengan memakai tetumbuhan.
Perlengkapan dalam Melaksanakan Tradisi Tepuk Tepung Tawar Riau

Dalam Pelaksanaan Tepuk Tepung Tawar ini terdapat juga terdapat beberapa perlengkapan yang disiapkan juga mempunyai makna masing-masing. Beragam jenis tanaman yang dipakai tersebut sangat mereka percayai sebagai unsur atau bagian dari penawar penyakit atau bahaya untuk pihak-pihak yang didoakan dan dimuliakan.
- Teung Bedak dicampur air perenjis (meneduhkan hati dan kalbu)
- Daun sidingin (cocor bebek)
- Daun sitawar
- Daun rusa atau gandarusa
- Daun juang-juang
- Daun ati-ati
- Beras kunyit (melambangkan marwah dan harga diri)
- Beras putih basuh (melambangkan pemutihan hati)
- Beras bertih (perkembangan yang baik di kemudian hari)
- Daun ribu-ribu
- Benang tujuh rupa
- Bunga rampai dan melati
- Pandan
- Mawar
- Gambir dan air wangi
Pada daun sitawar diperguna untuk menawarkan yang berbisa dan berbahaya.
Daun Sidingin untuk untuk meredamkah hal-hal yang panas, supaya lebih tenang, damai, tentram.
Daun Ati-ati bertujuan supaya orang yang didoakan untuk lebih sering berhati-hati dan waspada dalam kehidupannya, baik dalam berkata maupun dalam urusan berbuat. Daun Rusa bermanfaat untuk mencegah hal-hal yang tidak nampak.
Keempat daun ini diikat oleh akar tanaman atau juga kulit pohon atau bahan tali dari tetumbuhan.
Sedangkan untuk jenis beras kunyit sebagai perlambang rezeki. Beras putih basuh melambangkan kebersihan dalam bekerja untuk mencari rezeki.
Beras bertih yang menggambarkan keselarasan hidup menjangkau dan menggapai tujuan yang lebih baik.
Bunga rampai dari pandan dan dicampur sekian banyak jenis bunga yang diiris kecil-kecil yang diberi aroma yang menggambarkan bahwa hidup ini sarat keragaman yang mesti tetap bersatu sebagai insan ciptaan Allah SWT.
Air Percung berupa air yang diberi aroma yang menggambarkan bahwa orang yang di tepuk tepung tawar bakal mengharumkan nama dirinya sendiri, nama keluarga serta nama negeri dan bangsa.
Ramuan gambir dan air wangi yang digunakan juga melambangkan situasi keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah dalam suatu majelis pernikahan yang sah.
Tradisi tepuk tepung tawar yang terdapat di Riau sudah menjadi sebuah susunan upacara adat istiadat Melayu yang dilaksanakan untuk menjamu tamu-tamu dan tokoh kebesaran yang datang dan berkunjung ke Riau.
Upacara adat yang diadakan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau telah mengerjakan upacara tepuk tepung tawar ini guna menyambut tokoh-tokoh nasional di antaranya Sandiaga Uno, Ustadz Abdul Somad, Agus Harimukti Yudhoyono, Jokowi dan sebagainya.
Langkah-Langkah Memulai Tepuk Tepung Tawar

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam melaksanakan Tepuk Tepung Tawar, berikut ini beberapa langkah pelaksanaannya:
1. Ambil daun perenjis yaitu daun yang diikat dan diculupkan ke dalam air bedak, jeruk dan bunga mawar. Lalu renjiskan pada kedua tangan yang telungkup di atas paha. Alas dengan bantal tepung tawar dengan kain berwarna putih.
2. Orang yang menepuk tepung tawar memungut beras kunyit, bertih, basuh dan bunga rampai kemudian ditabur pada orang yang hendak dihormati. Bila orang yang ditepung tawari ialah orang terhormat maka ditabur hingga atas kepala dengan putaran dari kiri ke kanan diiringi bacaan shalawat.
3. Renjiskan air percung pada pihak pengantin yang ditepung tawari. Ambil tidak banyak inai kemudian oleskan di telapak tangan sebelah kanan dan kiri.
4. Penepuk tepung tawar mengusung tangan dengan posisi atur menyembah dan mengusung tangan.
5. Setelah seluruh pihak yang diminta mengerjakan tepuk tepung tawar selesai mengerjakan tepuk tepung tawar maka acara pun diblokir dengan doa-doa selamat. Jumlah penepuk tepung tawar ini mesti aneh yakni 3, 5, 7, 9, 11 atau 13.
Setiap apa yang sedang mereka lakukan atau aktivits dari tepuk tepung tawar ini juga mempunyai makna tersendiri pada tiap-tiap gerakannya.
Jenis beras kunyit sebagai perlambang rezeki. Beras putih basuh melambangkan kebersihan dalam menggali rezeki.
Beras bertih yang menggambarkan keselarasan hidup menjangkau tujuan yang lebih baik.
Menaburkan bunga rampai dari pandan dan dicampur sekian banyak jenis bunga yang diiris kecil-kecil yang diberi wewangian ialah melambangkan bahwa hidup ini sarat keragaman yang mesti tetap bersatu sebagai insan ciptaan Allah SWT.
Memercikkan Air Percung berupa air yang diberi wewangian ialah melambangkan bahwa orang yang ditepuk tawar bakal mengharumkan nama diri, nama keluarga, nama negeri dan bangsa.
Merenjis unsur kening bermakna meminta untuk beranggapan sebelum bertindak, merenjis pada unsur bahu kanan dan kiri meminta supaya siap menanggung beban dengan sarat rasa tanggung jawab.
Merenjis pada unsur punggung telapak tangan bermakna supaya jangan pernah putus harapan dalam mencari dan menggali rezeki dan mesti harus tetap terus berjuang dan berserah diri dalam menjalani kehidupan.
Sementara inai yang diletakkan pada bagian telapak tangan menandakan bahwa sang mempelai telah berakad nikah secara sah. Ini biasa dilaksanakan pada pekerjaan upacara perkawinan.
Doa pada akhir rangkaian susunan acara tepuk tepung tawar ini dilaksanakan untuk meminta dan memohon berkah dan ridho dari Allah swt terhadap pasangan yang menikah atau orang yang dihormati dan diagungkan dengan tradisi tersebut.
Penepuk tepung tawar terakhir merupakan seorang ulama atau tokoh agama yang bakal sekalian mengakhiri prosesi tepuk tepung tawar dengan memimpin pembacaan doa untuk keselamatan semua.
Penepuk tepung tawar pada acara pernikahan ialah laki-laki. Perempuan bakal menepuk tepung tawar pada prosesi khatam calon pengantin perempuan, berandam, maupun mandi damai.
Ayah dan ibu pengantin tidak menepuk tepung tawar sebab restu orang tua sudah ada sepanjang hidup si pengantin.
Tepuk Tepung Tawar Riau Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional 2019

Tradisi yang sangat unik dan menarik yang berasal dari Melayu Riau ini secara sah telah diputuskan dan dicatat oleh Pemerintah melewati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2019 melewati nomor registrasi 201900842.
Pada tanggal 8 Oktober 2019 pemerintah Provinsi Riau yang diwakili Gubernur Riau Syamsuar menerima langsung sertifikat penghargaan tersebut.
Tepuk Tepung Tawar menjadi satu dari enam WBTB Riau lainnya yang tahun 2019 diterima sebagai WBTB Nasional.
Melalui sertifikat yang resmi dan sah ini pemerintah mengharapkan tradisi upacara adat Melayu ini semakin dapat dilestarikan dan diperkenalkan pada kalangan muda sebagai generasi penerus.
Karena selama ini terkesan tradisi ini hanya dilakaukan dan dianggap hanya milik beberapa orang yang masih inginkan menjalankan tradisi saja.
Gelar acara pernikahan saat ini telah menghapus sekian banyak tradisi pernikahan Melayu yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur Suku Melayu yang ada di Riau.
Jika dilihat akhir-akhir ini, tepuk Tepung Tawar menjadi tradisi yang asing untuk generasi muda ketika ini, bahkan sudah tidak sedikit yang tak tahu adat istiadat tersebut.
Melalui penetapan tradisi ini sebagai WBTB Nasional di tahun 2019 menjadi momen penting untuk pemerintah provinsi untuk menambah upaya kegiatan yang bersifat konservasi dan pengenalan pada generasi muda.
Kegiatan dan pelaksanaan tepuk Tepung Tawar Riau ini merupakan bagian dan tanda penghormatan, tanda orang Melayu akrab dengan nilai-nilai tradisi yang bijaksana.
Kegiatan ini memiliki makna besar dalam setiap teknik dan benda-benda yang terdapat dalam pengamalan dan pelaksanaan upacara tepuk tepung tawar ini.
Jadi paling baik untuk dijaga dan diperkenalkan pada generasi yang bakal datang.
Bukan hanya pada pesta pernikahan, Tepuk Tepung Tawar ini pun menjadi sebuah kebanggan orang Melayu dalam upaya untuk menghargai orang-orang yang datang ke tanah Melayu.
Melalui tradisi ini orang bakal mengenal alangkah Riau kaya dengan tradisi yang menghormati tamu berkungjung kedaerahnya sendiri, tradisi arif yang memuliakan orang lain.