Hijaz.id, Wawasan — Makhluk hidup merupakan sebuah organisme yang ada di muka bumi, dimana setiap organisme memiliki tahapan hidup yang berbeda-beda. Salah satunya ialah Metagenesis atau bisa disebut dengan pergiliran keturunan, hal ini bisa terjadi pada beberapa tumbuhan ataupun hewan yang memiliki daur hidup tertentu.
Dalam ilmu biologi metagenesis mempunyai tahap serta proses yang cukup panjang, biasanya penelitian pada daur hidup organisme ditunjukkan untuk mempelajari tentang makhluk hidup tersebut. Sehingga bisa diketahui tentang jenis ataupun perbedaan kehidupan pada satu organisme dengan organisme lainnya.
Daftar Isi
Pengertian Metagenesis

Metagenesis dapat diartikan sebagai proses atau tahap daur hidup yang dialami oleh organisme, dimana fase tersebut melibatkan satu individu yang memiliki genetik berbeda.
Genetik seperti haploid dan diploid sering dikaitkan atas terjadinya metagenesis tersebut.
Ganetofit, zigot, dan sporofit adalah bagian-bagian yang akan menyusun proses metagenesis tersebut.
Setiap fase sebuah individu multiseluler akan berubah bentuk sesuai dengan karakteristiknya, ia akan membentuk sebuah genetik tertentu.
Proses atau tahap metagenesis sebenarnya dapat di golongkan menjadi beberapa fase, mulai dari tahap penggabungan gamet, tahap pembelahan, proses meiosis, kemudian barulah tercipta gametofit dewasa.
Proses tersebut tentu saja memiliki proses yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Tahapan Metagenesis
Tahap Penggabungan Gamet (Fushion)
Tahap pertama dari metagenesis adalah tahap penggabungan gamet, proses ini seringkali disebut dengan fushion karena disinilah dua sel tunggal akan bergabung.
Kedua kromosom ini memiliki kromosom haploid, sehingga bisa melakukan proses penggabungan satu dengan yang lainnya.
Kemudian dari gabungan kedua sel gamet haploid ini akan tercipta satu zigot, zigot tersebut memiliki sel tunggal berupa kromosom diploid.
Pada dasarnya penggabungan sel gamet akan membuat jumlah kromosom yang dimiliki oleh gamet juga akan bertambah.
Proses Pembelahan (Mitosis)
Setelah mengalami penggabungan maka tahap berikutnya ia akan berubah bentuk, kondisi tersebut disebut dengan nama germinasi.
Germenasi inilah yang berperan penting terhadap proses pembelahan atau biasa disebut dengan mitosis, waktu yang diperlukan untuk membelah zigot cenderung sangat cepat dan juga mudah.
Hasil dari proses mitosis pada Metagenesis ini akan menghasilkan organisme yang bernama sporofit, dimana sporofit ini akan memiliki kromosom tetap yaitu diploid.
Bahkan ketika dewasa sporofit akan tetap memiliki sel multiseluler dengan kromosom diploid.
Tahap Meiosis
Pembelahan sporofit menjadi sporangia adalah proses selanjutnya dalam tahapan metagenesis, tahapan ini biasa disebut dengan proses meiosis atau pembelahan sporifit menjadi sporangia.
Dari sinilah sporofit akan memiliki sel-sel kecil sporangia dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga proses pembelahannya bisa disebut dengan penggandaan.
Uniknya dari sporofit dengan kromosom diploid akan menjadi haploid saat pembelahan tersebut, sehingga sporangia yang dihasilkan semuanya akan memiliki kromosom tunggal atau haploid.
Hal ini bisa terjadi karena sporofit akan membelah kromosom menjadi dua dan setiap sporangia hanya mendapatkan satu kromosom saja atau setengah dari sporofit.
Mitosis Gametofit
Ketika proses meiosis selesai maka akan terjadi lagi proses mitosis, namun kali ini akan terjadi pada sel sporangia yang nantinya akan menghasilkan gametofit dewasa.
Gametofit inilah yang nantinya akan menghasilkan sel-sel gamet kecil dan proses metagenesis akan kembali dari awal lagi.
Uniknya disini gametofit memiliki kromosom hanya haploid saja, hal ini dikarenakan sporangia yang dihasilkan pada proses sebelumnya adalah haploid dan tidak akan berkembang menjadi diploid ketika berubah menjadi gametofit.
Gametofit Dewasa
Tahap terakhir dari rangkaian Metagenesis ialah terjadinya meiosis pada sel gametofit, sehingga ia akan mengalami perpecahan dan menghasilkan sel-sel gamet kecil seperti sebelumnya.
Pada proses inilah metagenesis akan kembali ke tahap pertama dan diteruskan ke tahap berikutnya, sehingga pola metagenesis tidak akan terputus sebelum organisme tersebut mengalami kematian.
Metagenesis Pada Hewan
Pergantian keturunan bisa ditemui pada berbagi jenis organisme di dunia, salah satunya adalah makhluk hidup berupa hewan atau binatang.
Walaupun tidak banyak hewan yang bisa melakukan metagenesis, namun masih ada beberapa hewan yang bisa melakukannya seperti hewan ubur-ubur.
Ubur-ubur adalah hewan laut yang bisa melakukan pergantian keturunan, dimana makhluk hidup ini memiliki fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang bebas.
Fase polip sendiri adalah fase dimana ia memiliki bentuk vegetative dan berkembang biak secara aseksual atau dengan cara membentuk kuncup pada tubuhnya.
Sedangkan fase medusa adalah fase ia bisa berenang dengan bebas, pada fase ini ia biasa kita kenal dengan hewan ubur-ubur.
Pada fase medusa organisme ini dapat di golongkan sebagai fase generatif, dimana ia berkembang biak dengan cara seksual ataupun hubungan jantan dan juga betina.
Metagenesis Pada Tumbuhan
Beda halnya dengan hewan pada tumbuhan sendiri metagenesis sangat sering ditemui, mulai dari tumbuhan paku, tumbuhan lumut, tumbuhan berbiji, dan masih banyak lagi lainnya.
Umumnya tumbuhan yang dapat melakukan metagenesis adalah tumbuhan yang memiliki fase generatif dan fase sporofit.
Fase gametofit adalah fase dimana tumbuhan yang memiliki sel gamet, selain itu ia juga mempunyai kromosom tunggal atau haploid.
Ciri-cirinya ialah bentuk yang lebih sederhana dan berukuran kecil dari pada tumbuhan yang sama lainnya, misalnya saja tumbuhan lumut memiliki struktur halus dari pada tumbuhan lumut lainnya yang memiliki karakteristik seperti tumbuhan.
Fase sporofit sendiri adalah fase tumbuhan memiliki sporofit di dalamnya, baik dalam bentuk spora, sporagium, ataupun sporofit itu sendiri.
Disini sporofit memiliki kromosom ganda atau diploid di dalamnya, sehingga bisa melakukan proses mitosis bila ingin membelah diri saat proses metagenesis selanjutnya.
Metagenesis secara garis besar adalah proses atau siklus keturunan dari sebuah organisme, tentu saja setiap prosesnya memiliki tujuan serta fungsinya masing-masing.
Adanya proses metagenesis di alam membuat kestabilan lingkungan bisa tetap terjaga dengan baik, walaupun hal ini tidak dapat dirasakan langsung oleh makhluk hidup lainnya.
Tahap yang terstruktur dengan baik membuktikan bahwa setiap organisme memiliki keterkaitan satu sama lainnya, tak heran struktur yang ada di dalamnya juga memiliki kesamaan yang sangat mirip.
Terutama pada tumbuhan ataupun hewan yang memiliki daur hidup metagenesis tersebut.